Heboh aturan baru PSSI untuk Liga 1 dan Liga 2. Ada aturan yang bikin pemain naturalisasi baper

AREMA CRONUS – Sarasehan Sepak Bola Nasional telah digelar di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, (4/3/2023). Pada acara yang dihadiri oleh PSSI dan seluruh wakil klub Liga 1 dan Liga 2 itu beberapa persoalan sepak bola di tanah air didiskusikan, termasuk diantaranya adalah nasib Liga 2, format Liga 1, aturan pemain asing, izin kompetisi, sampai sistem peraturan pengaturan skor.

Hasil keputusan bersama Sarasehan Sepak Bola Nasional tersebut kemudian diumumkan oleh Erick Thohir sebagai ketua umum PSSI dalam sebuah konferensi pers PSSI di GBK Arena, Jakarta, Minggu, (5/3/2023).  

  1. Klub Liga 2 sepakat tak melanjutkan kompetisi musim ini dan melakukan persiapan untuk musim 2023/2024 yang rencananya dimulai November 2023.
  2. Liga 1 dan Liga 2 akan berubahan nama menjadi Liga Indonesia dan Liga Nusantara.
  3. Perubahan format Liga 1 dengan sistem full kompetisi dan diakhiri playoff empat tim teratas untuk menentukan juara.
  4. Aturan pemain asing Liga 1 musim depan lima bebas dari negara mana saja dan satu wajib dari Asia, Liga 2 satu pemain dari Asia, satu non-Asia serta batasan satu pemain naturalisasi.
  5. Operator kompetisi Liga 1 dan Liga 2 akan dipisah yang sebelumnya berada di bawah satu komando PT Liga Indonesia Baru.
  6. Izin pertandingan sudah diinstruksikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar dipermudah, PSSI juga bakal menggelar jambore suporter sebagai bagian dari hal tersebut.
  7. Jambore suporter digelar secara terpisah untuk Liga 1 dan Liga 2, rencananya akan digelar setelah Piala Dunia U-20 2023.
  8. PSSI memastikan bahwa pertandingan sepak bola akan berakhir tidak lebih sampai di atas 22.00 atau 23.00 demi keamanan suporter.
  9. PSSI dan FIFA bakal mengadakan pelatihan dan pendidikan tentang sistem peraturan pengaturan skor pada pertengahan Juni 2023.
  10. PSSI akan kembali menggelar sarasehan sepak bola nasional khusus untuk Liga 3 bersama Asosiasi Provinsi (Asprov), namun belum dipastikan jadwalnya.

Tidak lupa Erick mengingatkan bahwa hasil Sarasehan Sepak Bola Nasional bukan ditentukan oleh PSSI, namun atas kesepakatan bersama dengan klub Liga 1 dan Liga 2.

Perihal keputusan Liga 2 musim ini yang tidak dilanjutkan, CEO PSIM Yogyakarta, Bima Sinung Widagdo, yang turut hadir pada Sarasehan Sepak Bola Nasional mengatakan salah satu alasan kompetisi kasta kedua Liga Indonesia tersebut tidak lanjut karena waktu pelaksanaan yang mepet. Meskipun sempat merasa kecewa, namun Bima mengapresiasi dan menilai kepengurusan PSSI yang baru saat ini lebih terbuka dan mau menerima masukan dari kontestan klub dalam mengambil keputusan.

Lebih lanjut Bima mebeberkan bahwa klub Liga 2 bakal mendapat kompensasi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai ganti rugi karena seluruh tim Liga 2 batal bertanding sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Tapi soal nominal kompensasi yang akan diberikan, Bima enggan membeberkan. Meski begitu, menurutnya kompensasi yang diberikan bisa sedikit menutupi pengeluaran tim yang membengkak karena vakumnya kompetisi.

Lalu perihal peraturan pemain naturalisasi yang dengat cepat langsung menjadi topik hangat karena dianggap mendiskriminasi pemain naturalisasi. Pasalnya setiap tim Liga 1 dan Liga 2 musim depan hanya diperbolehkan mempunyai satu pemain naturalisasi. Para pemain naturalisasi yang merasa terdiskriminasi atas peraturan baru tersebut lalu ramai-ramai menyampaikan kekecewaan mereka.

Seperti yang ditulis oleh Stefano Lilipaly, pemain yang sudah dinaturalisasi sejak 2011 itu di akun Instagram pribadinya: “Dinilai sebagai pemain Indonesia ketika membela timnas, tapi pemain naturalisasi saat bermain di kompetisi.”

Sementara inilah yang ditulis oleh Marc Klok: “Kami WNI dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama. Namun, kami merasa peraturan tersebut mendiskriminasi kami sebagai warga negara naturalisasi.”

Namun Erick Thohir menolak dianggap mendiskriminasikan pemain naturalisasi dengan mengungkapkan latar belakang pembatasan pemain asing adalah untuk memberikan ruang bagi pemain lokal.

“Mengapa pembatasan naturalisasi kami dorong menjadi satu, supaya jangan tiba-tiba sebelas orang yang bermain, ada lima pemain asing ditambah enam pemain naturalisasi. Artinya apa? Bukan orang kita semua. Iya kalau pemain naturalisasinya mau bermain untuk Timnas Indonesia. Makanya kami bikin batasan-batasan.” 

“Saya rasa tidak ada diskriminasi kok. Kalau klub mengukur naturalisasi untuk jalan singkat prestasi, itu yang mesti diukur.”

“PSSI mengambil posisi. Kalau bisa dan harus bisa, pemain naturalisasi hanya satu. Kalau tidak, kapan pemain Indonesia akan bermain?”