Dibawahi I Putu Gede Arema masih terseok dan performa Maringa mengecewakan

AREMA CRONUS – Sejak Arema memberhentikan Javier Roca pada Senin (6/2/2023), I Putu Gede ditunjuk untuk menjadi pelatih Arema yang baru. Debut kepeltihan Gede adalah ketika Singo Edan melawan RANS Nusantara beberapa minggu lalu. Pada laga tersebut Arema menang tipis dengan skor akhir 1 – 2.

Ditunjuk sebagai pelatih yang baru tentunya banyak “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan oleh Gede. Tidak hanya itu, dia pun tentunya diharapkan mampu memperbaki performa dan membawa Singo Edan keluar sebagai juara Liga 1 2022 – 2023. Seperti yang diketahui sebelumnya, dibawah kepelatihan Javier Roca, Arema kerap mengalami kekalahan beruntun dan belum lagi tragedi Kanjuruhan yang menimpa klub kebanggaan Malang ini.

Sejauh ini dibawah kepemimpinan I Putu Gede, Arema telah melalui lima kali pertandingan. Dari lima pertandingan tersebut Arema hanya dua kali menang, yakni ketika berhadapan dengan RANS Nusantara dengan skor 1 – 2 dan ketika melawan Barito Putera dengan skor 1 – 0.

Sementara pada tiga laga lainnya Singo Edan menerima kekalahan. Ketika bertemu dengan Persija Jakarta, Arema digilas Macan Kemayoran 2 – 0. Sama halnya ketika berhadapan dengan Persib Bandung, Arema takluk 1 – 0. Dan terakhir ketika menjamu Persik Kediri di kandang Arema takluk dengan skor akhir 2 – 3.

Hasil diatas tentunya masih jauh dari apa yang diharapkan baik Aremania ataupun manajemen. Itu pun menjadi tugas dan tanggung jawab I Putu Gede untuk memperbaiki keadaan yang ada. Dan tentu saja itu bukan pekerjaan yang mudah dan pastinya membutuhkan waktu dan banyak usaha.

Dan salah satu dari sekian banyak “PR” bagi I Putu Gede adalah memperbaiki dan meningkatkan performa anak-anak asuhnya. Seperti performa penjaga gawang Adilson Maringa yang terlihat sangat mengecewakan pada laga terakhir ketika berhadapan dengan Persik Kediri. Banyak orang sependapat jika mengatakan Maringa tampil buruk kala itu karena kebobolan 3 kali. Padahal itu adalah debutnya setelah melewatkan beberapa pertandingan karena dibangku cadangkan.

Pada musim lalu, posisi Maringa sebagai penjaga gawang seolah tidak tergantikan. Dia hampir tidak pernah duduk di bangku cadangan, selalu diandalkan dan bahkan karena performanya yang gemilang dia mulai terlihat sebagai pemain bintang. Tapi pada musim ini, terutama setelah tragedi Kanjuruhan performanya mulai menurun. Bahkan sempat beredar kabar bahwa dirinya berniat hengkang karena mengalami trauma yang mendalam akibat tragedi Kanjuruhan. Namun ternyata keeper asal Brazil ini bertahan hingga kini.

Kedatangan I Putu Gede juga disebut-sebut mempengaruhi posisi Maringa. Pasalnya Gede sering kali bergonta-ganti pemain. Ketika ditanya alasan mengapa dirinya melakukan hal tersebut, Gede menjawab bahwa menurutnya dalam sesi latihan Teguh Amiruddin kini lebih bagus dari kiper asing tersebut. Lebih lanjut, Gede menerangkan bahwa dirinya tidak pilih kasih kepada pemain. Dia meyakinkan semua pemain punya porsi yang sama sehingga harus menunjukkan kemampuan terbaiknya.

“Saya datang ke Arema saya bilang siapa yang bagus dalam latihan itu akan main, tidak peduli itu siapa. Saya juga pernah jadi pemain, kalau saya performa di latihan (buruk) terus tidak dilibatkan di pertandingan ya pasti akan marah. Semua saya perlakukan sama bukan hanya Maringa saja. Itu memang filosofi saya.”