Bayern Munchen Membenahi Sederet Kelemahan Ini

Bayern Munchen Membenahi Sederet Kelemahan Ini

Arema Chonus — Babak perempat final Liga Champions akan menyajikan laga seru. Dua kandidat terkuat juara musim ini, Bayern Munchen dan Barcelona, bakalan saling berhadapan di Estadio da Luz, Portugal.

Munchen berhasil mencapai babak perempat final setelah mampu mengalahkan Chelsea pada leg kedua fase 16 besar di Allianz Arena hari Minggu (9/8/2020). Pertandingan tersebut berhasil dimenangkan Munchen dengan skor telak 4-1.

Pada pertemuan sebelumnya yang berlangsung di Stamford Bridge, tepat sebelum pandemi Covid-19 melanda, Munchen sukses meraih kemenangan dengan skor 3-0. Dengan begitu, Munchen secara agregat menang dengan skor 7-1.

Di sisi lain, Barcelona berhasil lolos usai mengalahkan Napoli pada hari yang sama. Klub besutan Quique Setien itu menang dengan skor 3-1 dan membuat kedudukan agregat berubah jadi 4-2.

Menilik rekam jejak pertemuan antara kedua tim, Munchen mungkin patut merasa berada di atas angin. Sebab mereka hanya menelan dua kekalahan saja dari delapan pertemuan secara total. Tiga kemenangan, dan sisanya kekalahan.

Namun bukan berarti Bayern Munchen boleh melonggarkan level kewaspadaannya, sebab Barcelona bukan lawan yang mudah dikalahkan. Mereka adalah salah satu kandidat juara pada musim ini.

Untuk bisa meraih kemenangan, ada baiknya Die Bavarians memperbaiki sederet kelemahannya terlebih dahulu. Berikut ini informasi seputar sisi lemah Bayern Munchen yang harus diperbaiki dalam waktu dekat.

Menghindari Offside

Bayern Munchen memang memiliki lini depan yang sangat mumpuni untuk mengacak-acak pertahanan lawan. Namun tidak jarang mereka gagal mencetak gol lantaran terjebak dalam posisi offside.

Contohnya adalah saat bertemu Werder Bremen di pentas Bundesliga. Mereka mencatatkan lima offside dalam laga tersebut. Beruntung, Die Bavarians mampu menang dengan skor tipis 1-0.

Munchen memiliki materi penyerang dengan kecepatan yang sangat tinggi, di mana seharusnya itu menjadi senjata utama untuk mengalahkan jebakan offside lawan. Kalau torehannya masih tinggi, maka masalahnya kemungkinan besar terletak di pemahaman taktik pemain yang rendah.

Meminimalisir Peluang Lawan

Bayern Munchen tampil dengan sangat dominan sewaktu bertemu Chelsea. Mereka melepaskan 18 tembakan serta memiliki penguasaan bola sebesar 64 persen berbanding 36 persen.

Masalahnya, meskipun hanya diberikan penguasaan bola sekecil itu, Chelsea masih bisa membuat 10 tembakan yang empat di antaranya menemui sasaran. Manuel Neuer dkk masih terlalu berleha-leha membiarkan lawan menembak.

Munchen jelas tidak boleh membiarkan hal seperti itu terulang lagi saat menghadapi Barcelona. Sebab Lionel Messi dkk memiliki kemampuan untuk memberi hukuman kepada Die Bavarians dalam kondisi lengah ataupun siaga.

Membendung Lionel Messi

Siapapun timnya, mereka harus menganggap Messi sebagai batu kryptonite buat dirinya. Kemampuan olah bola pemain berkebangsaan Argentina itu memang sudah berada di luar jangkauan nalar manusia biasa.

Saat menghadapi Napoli, Messi menciptakan gol dengan serangkaian aksi solo dan melepaskan tembakan dari sudut sempit. Ia masih mampu meliuk-liuk kendati pemain lawan telah memberikan kontak fisik secara bertubi-tubi.

Salah satu pemain Bayern Munchen, Jerome Boateng, pernah dipermalukan olehnya. Ia terkecoh aksi tipuan Messi dengan bola hingga membuatnya terjatuh, dan mencetak gol tanpa menemui kesulitan saat diterjang Manuel Neuer.

Momen itu terjadi pada tahun 2015 lalu, dan sampai sekarang Boateng masih menjadi salah satu andalan di lini pertahanan Die Bavarians. Ia harus segera memperbaiki dirinya agar tidak terkecoh lagi, dan ini berlaku buat semua pemain Munchen.