Dibalik drama jersey baru Timnas Indonesia harga tidak sebanding kualitas dan desain?

AREMA CRONUS – Jersey timnas Indonesia yang diluncurkan Erspo selaku penyedia apparel resmi skuad Garuda, pada Senin (18/3/2024) menerima banyak kritikan. Pelatih timnas U-23 Shin Tae Yong dan pengamat sepakbola Justinus Lakhsana ikut memberikan kritik terkait kualitas dan desain jersey yang mereka anggap kurang memuaskan. Sayangnya, alih-alih menerima dengan terbuka dan lapang dada, Ernanda Putra, desainer jersey timnas menanggapinya dengan kurang bijaksana dan terkesan antikritik. Sikapnya itu lalu memicu munculnya tagar #boikoterspo di media sosial X dan menjadi trending topic.

Setelah 4 tahun berkerjasama dengan Mills sebagai apparel resmi Timnas Indonesia, PSSI menunjuk Erigo sebagai apparel lokal lainnya yang menggantikan Mills. Penetapan Erigo sebagai apparel Timnas sebenarnya sudah sejak 26 Oktober 2023 silam. Namun baru pada hari ini, Senin (22/1/2024), Erigo resmi meluncurkan Erspo, yang merupakan akronim dari Erigo Sport sebagai sub-brand penyedia apparel resmi skuad Garuda.

Dalam proyek ini Erspo bekerjasama dengan Makna Group yang dipercaya untuk mendesain jersey baru Timnas Indonesia. Makna Group sendiri merupakan perusahaan di bidang kreatif yang dirikan oleh Ernanda Putra dan Keenan Pearce. Makna Group menawarkan jasa terkait promosi, branding, aktivasi visual, dan pembesutan konten di media sosial. Batik Air, Telkom, Telkomsel, Panasonic, hingga Cathay Pacific merupakan sederet klien perusahaan ini.

Kritik pertama kali datang dari pelatih Timnas Indonesia asal Korea Selatan Shin Tae Yong. Dalam perbincangan usai sesi latihan yang berdurasi 15 menit, yang dihadiri oleh Shin Tae Yong, beberapa asistennya, Manager Timnas Indonesia Sumardji dan perwakilan dari Erspo, terkuak bahwa coach STY menyampaikan kritik atas kualitas bahan jersey latihan Timnas yang dinilai tidak bisa menyerap keringat. Tapi untuk jersey yang dipakai untuk bertanding STY tidak menyampaikan keluhan apapun. Kala itu perwakilan Erspo menyambut kritik tersebut dengan positif sambil menjanjikan Jersey baru akan segera diberikan ke Timnas.

Menanggapi kritik dari STY yang telah menjadi konsumsi publik, pemilik Erigo, Muhammad Sadad menanggapinya dengan membagikan video di akun instagram pribadinya dimana dia menunjukkan bagaimana jersey yang diproduksinya ketika ditetesi air. Bersamaan dia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada STY atas masukkan yang telah disampaikan dan berjanji akan menjalaninya dengan sabar dan bekerja lebih baik lagi.

Kritik lainnya kemudian datang dari pengamat sepak bola yang dikenal dengan sebutan coach Justin. Perihal jersey baru, pria bernama lengkap Justinus Lakhsana itu mengatakan bahwa desain jersey buatan Erspo tersebut memang tidak buruk, tapi juga tidak ada yang istimewa alias biasa saja. Dia juga berpendapat bahwa desainnya sangat mirip dengan jersey milik Timnas Singapura dan Vietnam. Hal tersebut yang sangat disayangkan dan dia mempertanyakan kreativitas pembuatnya.

Selain soal desain yang biasa saja, Justin juga mengeluhkan perihal harga yang dinilainya terlampau mahal dan jika dibandingkan dengan harga jersey keluaran partner sebelumnya yakni Mills, harganya lebih mahal sampai 55-60%. Sebagai informasi, jersey resmi keluaran Erspo edisi replika dihargai Rp. 599 ribu, sementara jersey edisi player issued harganya Rp. 1,2 juta. Dia menambahkan dengan desain yang sedemikian rupa tidaklah sepadan dengan harganya.

Berbeda dengan CEO Erigo Muhammad Sadad yang dengan lapang dada menerima kritik dan masukan yang datang, Ernanda Putra selaku desainer jersey Timnas yang tebaru lebih memilih untuk membela diri sehingga terkesan arogan dan antikritik. Beberapa kali Ernanda terlihat berdebat dengan pengkritik jersey Timnas Indonesia di media sosial X. Dia bahkan menyebut Coach Justin “cari panggung” dan menyuruhnya mengurus hidup sendiri.

Banyak warganet yang kecewa dengan sikap Ernanda dan merasa bahwa desainer itu tidak menghargai masukan dan kritik dari publik. Selain menyerukan untuk ramai-ramai memboikot produk Erspo dengan tagar #boikoterspo, warganet juga mendorong PSSI untuk tidak lagi bekerja sama dengan Erspo.

Usai menyebabkan kegaduhan dan menyadari bahwa sikapnya bisa menjadi bumerang yang hanya merugikan dirinya sendiri dan pihak-pihak yang terkait dengannya, Ernanda akhirnya menyampaikan permintaan maaf di akun media sosial Instagram miliknya. Selain meminta maaf, dia juga beharap agar drama ini tidak berlarut-larut.