Dilibas PSS Sleman 2 – 0, bus dirusak suporter, kerusuhan hingga isu bubar. Apakah ini akhir dari Arema FC?

AREMA CRONUS – Pada laga putaran kedua Liga 1 antara PSS Sleman melawan Arema FC yang  berlangsung di Stadion Maguwuharjo, Sleman, Kamis (26/1/2023), Singo Edan harus mengakui keunggulan Super Elja dengan skor akhir 2 – 0. Alhasil Arema harus turun peringkat lagi di klasemen sementara dan kini berada di peringkat ke-9.

Pertandingan berlangsung ketat dengan kedua tim yang bermain sama-sama menyerang. Namun PSS Sleman yang lebih dulu membuka kemenangan mereka melalui gol Irkham Milla di babak pertama pada menit ke-26. Sampai babak pertama berakhir Arema belum mampu menyamakan kedudukan.

Babak kedua Laskar Sambada berhasil menggandakan kemenangan dengan gol kedua mereka yang disumbangkan oleh penyerang asal Ukraina Yehven Bokhasvili pada menit ke-64 usai memanfaatkan muntahan tendangan bebas rekannya Jehad Ayoub. Skor tidak berubah sampai pertandingan usai yakni 2 – 0 untuk keunggulan PSS Sleman.

Kekalahan untuk yang kesekian kalinya bagi Arema tentunya menorehkan catatan buruk bagi kinerja pelatih Javier Roca. Pelatih asal Chile ini mengaku bahwa laga melawan PSS Sleman tersebut merupakan laga yang berat untuk timnya. Dia juga menyampaikan permintaan maaf dan mengaku bertanggung jawab atas kekalahan tersebut.

Selepas pertandingan melawan PSS Sleman, bus tim Arema FC diserang oleh oknum tidak bertanggung jawab. Bus yang ditumpangi oleh pemain dan tim official Singo Edan yang sedang melaju dari stadion Maguwoharjo menunju ke hotel dilempari batu dan batako hingga memecahkan kaca jendela bus dan melukai penumpang didalam bus. Dendi Santoso, Adilson Maringa, Ahmad Figo dan Kuncoro dikabarkan merupakan beberapa dari korban luka akibat indisen tersebut. Namun, manajemen Arema FC memilih untuk tidak melaporkan insiden tersebut ke PT Liga Indonesia Baru.

Belum lama setelah insiden pelemparan bus Arema, insiden lain terjadi di depan kantor Arema FC pada hari Minggu 29/1/2023. Kantor Singo Edan dan toko merchandise Arema FC rusak berat akibat kerusuhan yang terjadi antara Aremania dan petugas keamanan kantor Arema FC. Menyikapi terjadinya insiden tersebut, manajemen Arema FC menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.

Melalui Komisaris PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia ( PT. AABBI) Tatang Dwi Arfianto mengatakan berbagai upaya ditempuh dan dihadapi klub Arema FC usai musibah Kanjuruhan. Upaya itu mulai dari membuka crisis center untuk membantu penanganan korban, menghadapi proses dan gugatan hukum baik pidana dan perdata serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi. Kemudian memberikan layanan trauma healing, serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan.

Namun, sambung Tatang, jika memang upaya dan itikad Arema FC ini dianggap belum memenuhi keinginan banyak pihak, atau justru membuat tidak kondusif, maka manajemen akan mempertimbangkan agar klub Arema FC untuk dibubarkan.

Jika benar Arema FC dibubarkan, sanksi berat siap menghadang Singo Edan. Dalam Pasal 7 Regulasi Kompetisi Liga 1 2022/2023 yang mengatur soal klub yang mengundurkan diri sebelum kompetisi berakhir diharuskan untuk membayar denda Rp. 5miliar. Arema FC juga perlu membayar kompensasi kepada beberapa pihak terkait terhadap kerugian yang timbul dan dialami oleh Klub lainnya, PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), sponsor, televisi dan pihak terkait lainnya. Besarannya ditentukan oleh PT LIB selaku operator Liga.

Arema FC juga terancam dilarang tampil di Liga 1 selama dua musim mendatang setelah mengundurkan diri. Mereka hanya bisa berkompetisi di turnamen yang ditentukan oleh PSSI. Tak hanya itu, jika Arema FC jadi mundur, imbas buruknya juga akan dirasakan klub-klub lainnya karena seluruh hasil pertandingan yang sudah dijalani menjadi tidak sah dan otomatis dihapus dari klasemen akhir Liga 1, termasuk untuk tim lawan. Kemudian sisa pertandingan Arema FC akan dihilangkan dari jadwal.

Pada laga putaran kedua Liga 1 antara PSS Sleman melawan Arema FC yang  berlangsung di Stadion Maguwuharjo, Sleman, Kamis (26/1/2023), Singo Edan harus mengakui keunggulan Super Elja dengan skor akhir 2 – 0. Alhasil Arema harus turun peringkat lagi di klasemen sementara dan kini berada di peringkat ke-9.

Pertandingan berlangsung ketat dengan kedua tim yang bermain sama-sama menyerang. Namun PSS Sleman yang lebih dulu membuka kemenangan mereka melalui gol Irkham Milla di babak pertama pada menit ke-26. Sampai babak pertama berakhir Arema belum mampu menyamakan kedudukan.

Babak kedua Laskar Sambada berhasil menggandakan kemenangan dengan gol kedua mereka yang disumbangkan oleh penyerang asal Ukraina Yehven Bokhasvili pada menit ke-64 usai memanfaatkan muntahan tendangan bebas rekannya Jehad Ayoub. Skor tidak berubah sampai pertandingan usai yakni 2 – 0 untuk keunggulan PSS Sleman.

Kekalahan untuk yang kesekian kalinya bagi Arema tentunya menorehkan catatan buruk bagi kinerja pelatih Javier Roca. Pelatih asal Chile ini mengaku bahwa laga melawan PSS Sleman tersebut merupakan laga yang berat untuk timnya. Dia juga menyampaikan permintaan maaf dan mengaku bertanggung jawab atas kekalahan tersebut.

Selepas pertandingan melawan PSS Sleman, bus tim Arema FC diserang oleh oknum tidak bertanggung jawab. Bus yang ditumpangi oleh pemain dan tim official Singo Edan yang sedang melaju dari stadion Maguwoharjo menunju ke hotel dilempari batu dan batako hingga memecahkan kaca jendela bus dan melukai penumpang didalam bus. Dendi Santoso, Adilson Maringa, Ahmad Figo dan Kuncoro dikabarkan merupakan beberapa dari korban luka akibat indisen tersebut. Namun, manajemen Arema FC memilih untuk tidak melaporkan insiden tersebut ke PT Liga Indonesia Baru.

Belum lama setelah insiden pelemparan bus Arema, insiden lain terjadi di depan kantor Arema FC pada hari Minggu 29/1/2023. Kantor Singo Edan dan toko merchandise Arema FC rusak berat akibat kerusuhan yang terjadi antara Aremania dan petugas keamanan kantor Arema FC. Menyikapi terjadinya insiden tersebut, manajemen Arema FC menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.

Melalui Komisaris PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia ( PT. AABBI) Tatang Dwi Arfianto mengatakan berbagai upaya ditempuh dan dihadapi klub Arema FC usai musibah Kanjuruhan. Upaya itu mulai dari membuka crisis center untuk membantu penanganan korban, menghadapi proses dan gugatan hukum baik pidana dan perdata serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi. Kemudian memberikan layanan trauma healing, serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan.

Namun, sambung Tatang, jika memang upaya dan itikad Arema FC ini dianggap belum memenuhi keinginan banyak pihak, atau justru membuat tidak kondusif, maka manajemen akan mempertimbangkan agar klub Arema FC untuk dibubarkan.

Jika benar Arema FC dibubarkan, sanksi berat siap menghadang Singo Edan. Dalam Pasal 7 Regulasi Kompetisi Liga 1 2022/2023 yang mengatur soal klub yang mengundurkan diri sebelum kompetisi berakhir diharuskan untuk membayar denda Rp. 5miliar. Arema FC juga perlu membayar kompensasi kepada beberapa pihak terkait terhadap kerugian yang timbul dan dialami oleh Klub lainnya, PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), sponsor, televisi dan pihak terkait lainnya. Besarannya ditentukan oleh PT LIB selaku operator Liga.

Arema FC juga terancam dilarang tampil di Liga 1 selama dua musim mendatang setelah mengundurkan diri. Mereka hanya bisa berkompetisi di turnamen yang ditentukan oleh PSSI. Tak hanya itu, jika Arema FC jadi mundur, imbas buruknya juga akan dirasakan klub-klub lainnya karena seluruh hasil pertandingan yang sudah dijalani menjadi tidak sah dan otomatis dihapus dari klasemen akhir Liga 1, termasuk untuk tim lawan. Kemudian sisa pertandingan Arema FC akan dihilangkan dari jadwal.